Senin, Juli 02, 2007

Takdir atau Nasib?

Bismillah

Apakah anda dilahirkan sebagai lelaki itu sebagai nasib atau takdir?
Apakah anda dilahirkan di dunia pada tanggal 28 Februari 1979 itu sebagai nasib atau takdir?
Apakah anda dilahirkan menjadi pegawai IT itu sebagai nasib atau takdir?
Apakah anda dilahirkan dengan mempunyai istri 3 itu sebagai nasib atau takdir?
Apakah anda dilahirkan dengan mempunyai 8 anak itu sebagai nasib atau takdir?
Apakah anda dilahirkan menjadi miskin itu sebagai nasib atau takdir?
dan lain-lain......

Jadi apa sih yang namanya nasib maupun takdir?

Kalau menurut menurut wikipedia ensiklopedia
Takdir adalah suatu ketetapan akan garis kehidupan seseorang. Setiap orang lahir lengkap dengan skenario perjalanan kehidupannya dari awal dan akhir.

Namun bagaimana jawaban di Al Quran tentang takdir itu sendiri?
Didalam Al Quran dijelaskan bahwa takdir itu sudah tersimpan dan tercatat didalam kitab Lauh Mahfuzh.

Apa itu kitab Lauh Mahfuzh? Silahkan lihat beberapa ayat-ayat Suci Alquran dibawah ini :

(Al An'am 6:59)
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"

(Al A'raaf 7:37)
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.

(Yunus 10:61)
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

(Huud 11:6)
Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

(Ar Ra'd 13:39)
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).

(Al Israa' 17:58)
Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).

(Thaahaa 20:52)
Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab[Lauh Mahfuzh], Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa;

(Al Anbiyaa' 21:105)
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.

(Al Hajj 22:70)
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.

(Saba' 34:3)
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami." Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",

(Faathir 35:11)
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.

(Yaasiin 36:12)
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

(Az Zukhruf 43:4)
Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.

(Al-Hadid:22-23)
Firman Allah: ''Tiada suatu musibahpun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirmu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri''

Dari ayat-ayat diatas jelaslah bahwa takdir itu sudah Allah tentukan didalam kitabnya yaitu kitab Lauh Mahfuzh.
Karena di dalam kitab Lauh Mahfuzh Allah sudah memastikan bahwa :
1. Kunci-kunci semua yang ghaib (tidak ada yang mengetahui kecuali Allah SWT)
2. Kondisi di daratan dan lautan dari awal adanya dunia hingga akhir
3. Waktu dan tempat daun-daunan atau biji-bijian yang gugur
4. Sesuatu yang basah dan kering
5. Tanggal dan waktu meninggalnya seseorang
6. Catatan perbuatan manusia
7. Rezeki setiap binatang melata
8. Negri-negri yang akan dibinasakan dari awal dunia hingga akhir dunia
9. Ilmu Pengetahuan
10. Bumi di pusakai oleh hamba-hamba Allah yang saleh
11. Keadaan Langit dan Bumi
12. Hari kiamat
13. Kelahiran seorang manusia
14. Umur manusia
15. Musibah
16. Dll

Namun data-data yang tersimpan dalam kitab Lauh Mahfuzh hanya Allahlah yang dapat menghapus atau menetapkan perubahan baru.

Jadi apabila kita benar-benar yakin pada Allah dan kitab suci Al Quran yang merupakan didalam induk Kitab Lauh Mahfuzh, maka kita sebagai manusia yang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah, tidak usah lah kita berepot-repot ria untuk :
- Menambah umur dengan menggunakan obat-obat atau teknologi secanggih apapun, karena pada kitab tersebut manusia sudah ditentukan umurnya sekian.
- Kita tidak usah berduka cita apabila ditimpa musibah karena musibah tersebut sudah ditentukan didalam kitabnya.
- Dan kita pun tidak perlu takut kalo bumi dikuasai oleh orang-orang kafir karena pada kitab tersebut dijelaskan bahwa bumi akan di pusakai oleh hamba-hamba Allah yang saleh.

Namun bagaimana dengan :
1. Rezeki untuk manusia ?
Karena pada salah satu ayatnya yang menjelaskan tentang kitab lauh mahfuzh bahwa hanya binatang yang sudah ditentukan rezekinya, bagaimana untuk manusia itu sendiri?

Untuk itu kita lihat ayat dibawah ini untuk penjelasan lebih lanjut tentang rezeki manusia :

(Saba' 34:24)
Katakanlah: "Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.

(Al 'Ankabuut 29:17)

Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta[1146]. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.

Jadi jelas bahwa pemberi rezeki itu hanyalah Allah saja yang dapat memberikan rezeki , bukanlah manusia, setan atau iblis.

Pada ayat dibawah ini dijelaskan bahwa Allah dalam pemberian rezekinya disesuaikan dengan ukuran manusia itu sendiri agar mereka tidak melampaui batas.

(Asy Syuura 42:27)
Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.

Namun Allah pun pernah memberikan rezekinya kepada siapa yang dikehendaki tanpa hisab hal ini terjadi pada Maryam (Ibu Nabi Isa)

(Ali 'Imran 3:37)
Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Maka sembahlah Allah dengan khusus, mintalah permohonan rezki hanya kepadanya, maka Allah akan melapangkan rezkinya.

(Ar Ruum 30:37)
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.

Kita semua pasti dilahirkan dari perut ibunda, tapi siapakah yang menghendaki kita lahir, orangtua kitakah?

(Al-Qashash:68).
''Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.''

(Ibrahim: 27)
''Dan Allah membuat apa saja yang Ia kehendaki.''
(Ali Imran:6).
''Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya.'' Adapun yang berhubungan dengan perbuatan hamba-Nya, Allah berfirman ''Kalau menghendaki tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu.''(An-Nisa': 90).

Dan Kenapa juga kok masih banyak orang-orang kafir walaupun Islam sudah tegak di muka bumi ini ?

(At-Takwir: 28-29)

''(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta-alam.''

Kita masuk Neraka dan Surgapun sudah ditentukan oleh Allah kecuali kita berbuat (ikhtiar) agar terhindar dari nerakanya Allah, hal ini dijelaskan dalam

Hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dan lafazh dari riwayat Imam al-Bukhari dari Ali bin Abi Thalib, sesungguhnya Nabi bersabda. ''Setiap orang dari kalian telah ditentukan tempatnya di Surga atau di Neraka. Seseorang bertanya, 'Kenapa kita tidak pasrah saja, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: 'Jangan, akan tetapi berbuatlah karena masing-masing akan dimudahkan”. Kemudian beliau membaca ayat, 'Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa.'' (AI-Lail: 5)

Kita pun dilarang pasrah, hanya karena sudah takdir sudah ditentukan oleh Allah, beruntung kalau kita pasrah dalam menghadapi takdir yang penuh kenikmatan di dunia, bagaimana kalau kita ditakdirkan mendapatkan kesusahan di dunia, pasrah?? Tambah runyam. Kenapa kita tidak niat, berikhtiar dan doa untuk mendapatkan keuntungan dunia, karena pasrah itu dilarang oleh Nabi kita Nabi Muhammad SAW. Hal ini ditegaskan dalam hadist :

Hadist riwayat Muslim dengan lafahz ''Masing-masing dimudahkan sesuai takdirnya.'' Maka Rasulullah memerintahkan untuk berbuat dan melarang pasrah kepada takdir.
Firman-Nya ''Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupunnya.''(Al-Baqarah: 286)

Oleh karena itu jadilah orang mukmin yang selalu bersyukur apabila diberikan kenikmatan dan bersabar apabila ditimpa musibah, seperti hadist dibawah ini

Nabi bersabda: ''Sungguh menakjubkan segala urusan orang mukmin, seluruhnya baik, yang itu tidak terjadi kecuali pada diri orang mukmin. Jika ia mendapatkan kenikmatan lalu bersyukur maka itu baik baginya, jika tertimpa musibah lalu bersabar maka itu juga baik baginya.''(HR. Muslim)

Tambahan :
Ada beberapa pendapat tentang bagaimana seorang manusia menyikapi takdir tersebut yang sesuai dengan aturan agama. Dalam hal ini ada tiga pendapat ulama.

Pertama, mereka yang mengatakan bahwa takdir adalah keputusan Allah dimana baik dan buruk nasib sesorang ditentukan sepenuhnya oleh Allah tanpa manusia bisa berupaya dan mengganti keadaan tersebut. Di sini manusia dituntut untuk pasrah terhadap ketentuan yang telah diberikan, golongan ini disebut golongan Jabariah.

Kedua, mereka yang mengatakan bahwa nasib dan takdir seseorang ditentukan oleh seberapa besar usaha orang tersebut tanpa ada intervensi dan keikutsertaan Allah terhadap perjalanan hidup seorang hamba, dan lebih lanjut menyatakan bahwa di situ terhampar lahan luas dimana manusia bebas dan berkuasa penuh terhadap nasib yang akan dilalui nanti. Golongan ini disebut Qodariah.

Dan golongan terakhir adalah mereka yang mengatakan bahwa Allah telah menetapkan nasib dan takdir seseorang namun manusia tetap dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin untuk merubah keadaan dan kondisiya, dan perubahan itu bisa diupayakan atas kuasa Ilahi dan ridlo dari-Nya meski nasib dan suratan takdir telah tertulis. Golongan ini adalah ulama dari Ahli Sunnah waljamaah.

Dari posting ini mungkin dapat menambah ilmu saudara-saudara sekalian

wasalam