Rabu, Januari 19, 2005

Perumpamaan Hidup di dunia

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Maukah kita berpikir sesaat untuk memahami kehidupan di dunia,
untuk memahaminya kita bisa langsung melihat di dalam kitab ALLAH SWT didalam surat YUNUS ayat 24 disana akan ditemukan jawabannya.

Mari kita lihat ayat tersebut:

Yunus-24. Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.

Saya akan mencoba menjelaskan arti ayat diatas, apabila ada kesalahan pahaman mohon di ralat dan dikomentari.

Pertama-tama saya mencoba mengartikan kalimat perkalimat

Ayat Alquran :

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit,

Menurut Nova :

Disini dijelaskan bahwa perumpamaan kehidupan duniawi itu seperti air hujan yang Allah turunkan dari langit. Disini jelas bahwa kehidupan duniawi itu bersifat random/acak sebab sebab banyak faktor yang menentukan air hujan itu jatuh pada daerah yang menentukan hidupnya akan berakhir baik/buruk , contohnya angin. Angin merupakan tantangan buat air untuk mencari lokasi yang terbaik buat kehidupannya, kehidupan air bisa berjalan sempurna apabila air tersebut jatuh pada tempat-tempat yang membutuhkan air, seperti sawah, kebun, ladang. tapi kehidupan bisa juga berjalan tidak sempurna apabila air tersebut jatuh langsung ke tempat-tempat yang tidak terlalu membutuhkan air seperti laut, sungai, kali, lumpur tetapi dengan kesabaran yang tulus , ditempat ini air akan mendapatkan kesempatan kembali untuk mencoba kehidupan yang lebih baik apabila terjadi penguapan pada dirinya.

Kita semua menginginkan kehidupan di dunia ini berjalan dengan sempurna, dan untuk mendapatkan kehidupan yang sempurna maka dalam kehidupan tersebut harus ada suatu sistem yaitu sistem yang saling membutuhkan satu sama lain. Seperti benih tanaman butuh air, dimana mereka saling membutuhkan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Sehingga dengan begitu mereka akan menjadi tumbuhan yang besar dan kokoh. perubahan yang dasyat (air+benih tanaman = pohon)

tapi tidak demikian apabila kita berada di kehidupan yang tidak saling ketergantungan seperti berada di laut, sungai, kali, lumpur, mereka tidak membutuhkan air, karena dikehidupan ini mereka sama-sama satu zat yaitu air, sehingga apabila air bergabung dengan mereka, kehidupan air tidak akan ada perubahan, sebab mereka itu sama, mau bergabung/tidak mereka sama-sama air, tapi dikehidupan ini air masih diberi kesempatan untuk merubah nasib menjadi lebih baik apabila mengalami penguapan, dan berubah menjadi tetes air hujan yang siap mencari kehidupan yang lebih baik. Tetapi ini membutuhkan kesabaran yang tulus untuk mengalami penguapan itu karena membutuhkan waktu yang lama dan posisi yang tepat (harus berada dipermukaan).

Ayat Alquran

lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.

Menurut Nova :

Untuk menjelaskan arti ayat atas kita harus sudah termasuk dalam kehidupan yang baik (untuk jelasnya baca ayat sebelumnya)

Dan apabila kita sudah termasuk dalam kehidupan yang baik dimana dalam kehidupan tersebut kita seperti air yang bercampur dengan benih tanaman yang terus tumbuh subur. Maka dengan kesuburan yang memikat itu tidak dapat dipungkiri lagi kalau manusia dan binatang ternak akan melihat kita, memetik dan memakannya. Disini akan terlihat bahwa kehidupan yang baik itu tidak selalu baik. Lebih jelasnya apabila kita diberi kenikmatan dengan kehidupan yang lebih baik diharapkan kita jangan riya, takabur, sombong sebab semuanya itu akan kembali kepada ALLAH sang penguasa.

Ayat Alquran

Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya,

Menurut Nova:

Dikalimat ini kita melihat dimana manusia yang memiliki kebun-kebun yang mempunyai tanaman yang subur sempurna sehingga tampak perkebunan tersebut bagai perhiasan yang indah, apabila orang lain melihatnya. Sehingga membuat orang tersebut dalam kehidupannya mempunyai dua pilihan yaitu menjadi manusia yang dermawan atau manusia yang sombong/riya/serakah yang selalu memamerkan perhiasan (perkebunan yg indah) yang ia punya. Pada ayat ini diambil contoh pada pilihan kedua dimana manusia sombong/riya/serakah itu mengira bahwa mereka dapat menguasai bumi, padahal mereka tersebut hanya dititipkan oleh ALLAH sebagian perkebunan yang indah itu.

dari Alquran:

tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.

Menurut Nova:

Dan apabila itu terjadi pada manusia yang sombong/riya/serakah yang selalu memamerkan perhiasannya (perkebunannya), maka akan datang azab dari Allah yang datang pada waktu malam atau siang. Dan azab tersebut akan merubah perkebunan yang ia bangga-banggakan menjadi sebuah kebun yang kering kerontang, menjadi seperti kebun yang kosong yang belum pernah ditumbuhi suatu tanaman.

dari Alquran:

Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.

Menurut Nova:

Dalam ayat ini kita diwajibkan oleh ALLAH SWT sebagai orang ISLAM untuk selalu berpikir kritis terhadap tanda-tanda kekuasaan yang diberikan oleh ALLAH SWT untuk mencapai kehidupan yang hakiki dunia akhirat.

Jadi kesimpulannya adalah untuk mencapai kehidupan yang hakiki dunia akhirat kita diwajibkan untuk selalu berpikir kritis dalam menghadapi cobaan-cobaan di dunia baik cobaan berupa kemiskinan ataupun kekayaan, apakah dapat menerima cobaan tersebut dengan sabar dan selalu bersyukur kepada ALLAH sang pencipta, ataukah malah menyombongkan diri yang hingga akhirnya ALLAH menurunkan azabnya, hingga menjadi sesuatu yang sia-sia.

Sebagai manusia yang mempunyai banyak kesalahan, saya minta maaf dan mohon komentarnya apabila terjadi kesalahan pada penterjemahan diatas, untuk menambah ilmu agama saya yang sedikit sekali.

Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh

1 komentar:

Lida Rahma mengatakan...

nopa smenjak pindah kerja kynya jadi tambah bijaksana bijaksini hehehe... bagus nop, keep it up. eh btw vcd elo gimana neh? bilang aja ye klo mo maen2 k mik ntar insyaAllah gw bawa :)

DHA
http://bsrd.blogspot.com